Teknik Mesin memang sangat erat dengan logam
terutama besi dan basa, berikut adalah klasifikasi besi yg sempat saya dapat
dari sebuah e-book..
a. Besi abu-abu
Dinamakan besi abu-abu karena warnanya yang
abu-abu. Besi ini mempunyai kandungan 1,5-4,3% karbon dan 0,3-5% silikon
ditambah manganese, belerang (sulphur) dan hosphorus. Bahan ini getas dengan kekuatan
tarik rendah tetapi mudah untuk dicor. Hal ini disebabkan tingginya kadar
carbon pada besi cor kelabu, tetapi kadar karbon tinggi membentuk serpihan yang
dapat menahan redaman getaran dengan baik. Istilah tekniknya kapasitas peredam
tinggi.
b. Besi Paduan
Besi paduan adalah besi yang dicampur dengan
paduan nikel, kromium, molydenum, anadium,
coopper dan zirconium. Paduan ini gunanya untuk mendapatkan besi yang kuat,
keras, tahan aus, tahan panas, tahan karat, mampu mesin dan mampu disambung
dengan bahan lain.
c. Baja karbon
Baja karbon sering digunakan dalm konstruksi baik
untuk bangunan ataupun alat-alat permesinan. Baja ini paduan dari besi dan karbon
dengan beberapa elemen seperti manganese, silikon, sulphur, phosphorus, nikel
dan kromium. Baja karbon mempunyai sifat yang unik dan dibagi tiga klasifikasi
yaitu baja karbon rendah (0,05-0,3%C) dengan
keuletan (ductility) yang tinggi dan mudah dibentuk; baja karbon sedang (0,3-0,6%C) dengan
perlakuan panas mempunyai kekuatan dan kekerasan lebih baik tetapi rentan
terhadap keuletan (ductility); dan baja karbon tinggi (>0,6%) dengan kekerasan dan kekuatan
tinggi, digunakan untuk alat, cetakan, pegas dan lain-lain.
d. Baja Paduan
Berbeda dengan baja karbon, baja ini mempunyai
proporsi paduan yang tinggi terhadap elemen paduannya. Bahan yang sering
digunakan dalam baja paduan adalah: Efek dari penambahan paduan adalah
1.Aluminium
Bahan ini membuat tahan oksidasi sehingga tahan dari serangan karat
tetapi mengurangi kekuatan dari bahan. Persentase pengguanaan 0-2%.
2.Chrom
Pada penggunaan 0,3-4%, memperbaiki ketahanan aus, oksidasi, hambatan
skala, kekuatan dan kekerasan. Peningkatan kekuatan pada temperatur tinggi
tetapi kehilangan keuletan (ductility).
3.Cobalt
Bahan ini memperbaiki kekerasan dan hambatan skala juga memperbaiki
sifat potong untuk baja alat dengan 8-10%. Bersama kromium, cobalt memberikan
baja paduan tinggi pada temperatur tinggi.
4. Tembaga (Copper)
Pada tipikal range 0,2-0,5% memberikan tahan korosi dan kekuatan yield
pada baja paduan.
5. Timah (Lead)
Di atas 0,25% digunakan untuk meningkatkan mampu mesin pada baja
karbon.
6.Mangan
Pada range 0,3-2% mengurangi kerapuhan sulphur. Persentase 1-2% memperbaiki
kekuatan dan kelenturan dan sifat non magnetis hingga 5%.
7.Molydenum
Pada penggunaan 0,3-5% meningkatkan kekuatan temperatur tinggi,
hambatan retak, dan kekerasan.
8.Nikel
Pada range 0,3-5% meningkatkan kekuatan, kelenturan dan kekerasan
tanpa aspek keuletan. Pada proporsi yang tinggi memperbaiki tahan korosi.
17
9.Silikon
Dengan penggunaan range 0,2-3% memperbaiki kekuatan dan kekerasan
tetapi mengurangi keuletan. Silikon bahan yang mudah teroksidasi (berkarat).
10.Sulphur (Belerang)
Di atas 0,5% meningkatkan mampu mesin tetapi mengurangi keuletan dan
mampu las.
11.Titanium
Pada proporsi 0,3-0,75% meningkatan kekuatan dan kekerasan pada baja
maraging.
12.Tungsten
Bahan ini memberikan kekerasan tinggi dan kelenturan pada temperatur
tinggi.
13.Vanadium
Bahan ini memperbaiki sifat kekerasan dan jika dikombinasikan dengan
karbon dapat tahan aus.
e. Baja Stainless
Baja karbon dengan campuran kromium 10% sehinggga
tahan terhadap karat.
Untuk logam non ferro banyak sekali jenisnya,
antara lain aluminium, tembaga, seng, timah, titanium, perak, timah, dan
lain-lain. Logam tersebut ada yang dalam bentuk logam murni dan ada yang campuran
atau paduan. Contoh logam non ferro paduan adalah
perunggu (paduan tembaga dengan timah) dan
kuningan (paduan tembaga dengan seng). Masing-masing jenis logam tersebut
mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang berbeda. Oleh karena itu
penggunaan logam tersebut juga disesuaikan dengan sifat-sifat yang dimiliki
masingmasing jenis logam.
Sunyoto,
dkk. Teknik Mesin Industri jilid 1. (bse.kemdiknas.go.id).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar